Banyak orang bingung bagaimana memulai bisnis, termasuk bisnis burger. Sebuah nasihat menarik disampaikan oleh I Made Bagiana, pemilik jaringan Edam Burger. “Saya selalu memulai sebuah usaha dengan satu langkah pertama,” katanya.
“Banyak orang yang memulai dengan banyak langkah di awal, tapi akhirnya gagal karena tidak fokus.”Memang penyakit utama pemula adalah ingin sesuatu berhasil secepatnya, sehingga melangkah dengan beberapa aksi, tapi tidak fokus. Alhasil, bukan kesuksesan yang diraih, tapi kegagalan yang dituai. Lebih parah lagi, karena ketika gagal mereka langsung berhenti alias putus asa. Padahal, kalau mereka tetap bertahan dan memperbaiki diri, bukan mustahil mereka bakal menjadi pengusaha sukses.
- Membuat Usaha Burger Sendiri.
Kelebihannya:
- Anda bebas melakukan apa saja, karena ini merupakan usaha sendiri. Kebebasan terutama dari segi rasa dan ekspansi. Sejumlah pengusaha burger, sukses berbisnis sendiri dan memiliki beberapa gerai atau gerobak keliling. Omzet mereka bisa mencapai puluhan juta per hari.
- Tidak terikat dengan pihak lain.
- Bebas mengubah komposisi bila terjadi perubahan harga secara mendadak
- Bebas menentukan harga jual
- Lebih cepat mengambil keputusan bila ada perubahan mendadak.
- Harus melakukan trial dan error sendiri, dalam segala hal, baik rasa maupun lokasi.
- Investasi cukup besar
- Harus mengembangkan brand sendirian.
- Peralatan, mulai dari penggorengan, kompor gas, sampai bungkus burgernya. Semua barang ini bisa diperoleh di pasar atau hypermarket dengan harga bervariasi. Kami sarankan Anda mencarinya di pasar tradisional, karena harganya sangat miring. Investasi untuk peralatan bervariasi mulai dari Rp 500.000 sampai Rp 1.000.000.
- Gerai atau gerobak. Anda harus punya gerai atau gerobak, baik gerobak sepeda atau sepeda motor. Untuk gerai, banyak pilihan mulai dari gerai statis sampai gerai tenda yang mudah dicopot. Anda pun bisa membuat sendiri atau memesan pada pembuat gerai profesional. Sedangkan gerobak, biasanya dibuat oleh produsen profesional. Investasi untuk gerai juga bervariasi antara Rp 500.000 sampai Rp 1.500.000.
- Bahan baku. Sebagai pebisnis sendiri, maka bahan baku harus Anda sediakan lalu mengolahnya sendiri. Sejumlah pengusaha burger, sangat kreatif dengan menciptakan ramuan saus khusus sehingga punya cita rasa sendiri. Roti burger bisa diperoleh di banyak tempat, baik pasar tradisional maupun pasar modern. Hanya perlu hati-hati, karena harganya sangat bervariasi. Anda harus menemukan harga roti yang paling sesuai dengan harga jual Anda. Untuk bahan baku, investasi yang Anda keluarkan berkisar Rp 300.000.
- Jangan bosan berinovasi dan berimprovisasi terutama soal rasa.
- Hitung bahan baku secara cermat, sesuaikan dengan harga jual.
- Ingat prinsip berbisnis makanan, yaitu Bersih, Murah, Bermutu, Mudah penyajiannya dan Ramah pelayanannya.
- Pilih lokasi yang sangat strategis seperti sekolah, kampus, kantin atau pusat keramaian (pasar atau mall)
- Tidak perlu repot dengan urusan tetek bengek, seperti rasa dan manajemen.
- Sarana dan prasarana sudah disiapkan.
- Mereka sudah berpengalaman, sehingga Anda bisa belajar.
- Investasi relatif rendah
- Risiko gagal juga lebih rendah dibanding bisnis sendiri.
- Ada pihak lain yang mengontrol Anda
- Ada pihak lain yang memberikan pelatihan
- Biasanya merk sudah terkenal
Kekurangan:- Tidak punya kebebasan
- Terikat pada pemilik merk/franchisor
- Lama dalam mengambil keputusan
- Tidak bisa berimprovisasi dalam soal rasa
Tips berbisnis dengan cara waralaba:
- Pilih perusahaan burger yang sudah berpengalaman, berkualitas, laris dan punya sistem bagus.
- Pelajari mereka melalui franchisee lain yang sudah lama bekerja sama. Bila mereka bisa sukses, berarti Anda juga bisa.
- Jangan hanya terpaku pada besar/kecilnya investasi awal. Perhitungkan pula investasi berikutnya, seperti pembelian bahan baku, transportasi dan biaya operasional. Semua berpengaruh terhadap profit Anda.
- Tentukan lokasi yang paling baik berdasarkan pengalaman franchisee yang lain.
- Ikuti semua aturan dan batasan yang sudah dibuat franchisor. Kalaupun membuat perubahan atau penyesuaian seperti dalam soal harga, komunikasikan/diskusikan dengan franchisor.